(0362) 3301891
bkpsdm@bulelengkab.go.id
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Orang Dewasa Belajar Bagaimana Pemilihan Metode Pembelajarannya?

Admin bkpsdm | 12 Juni 2019 | 10994 kali

Orang dewasa belajar, apa orang belajar dewasa? Mirip-mirip, yang jelas ada dua kata yang penting yaitu dewasa dan belajar. Apa dewasa itu dan apa pula belajar? Mengapa orang dewasa belajar dan bagaimana cara belajarnya? Itulah permasalahan dalam tulisan ini. Lalu bagaimana dengan Anda yang berprofesi sebagai fasilitator yang memfasilitasi orang dewasa belajar?

Dalam tulisan ini penulis berharap dapat ikut berpartisipasi dalam mensuksukseskan tercapainya tujuan pembelajaran khususnya pada orang dewasa. Apakah Anda berprofesi sebagai fasilitator baik widyaiswara, dosen, instruktur, dan yang sejenisnya? Mari kita bersama-sama membahas beberapa permasalahan di atas dalam tulisan berikut.

 

BELAJAR DAN DEWASA

Belajar adalah perolehan pengetahuan melalui observasi dan studi yang menimbulkan perubahan pada sikap dan atau perilaku. Dalam belajar terjadi perbedaan pecepatan dan tingkatan penyerapan dari masing-masing pembelajar. Belajar sebaiknya berkesinambungan selama kehidupan masih ada di badan.  Jadi belajar bukan hanya pada waktu anak-anak atau remaja, tapi juga pada waktu seseorang sudah dewasa bahkan sampai ambang kematian.

Dewasa mengandung pengertian matang, bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan, mandiri tidak selalu tergantung pada orang lain. Mengapa orang dewasa belajar? Di dunia ini tidak ada yang abadi, semuanya serba berubah. Belajar membantu seseorang untuk berubah menjadi maju dan lebih baik, berarti kalau tidak belajar akan sulit berubah, dan ujung-ujungnya kalau tidak belajar akan tertinggal.Ciri-ciri orang dewasa belajar tentu saja berbeda dengan anak-anak.  Dalam proses pembelajaran, orang dewasa menghendaki kemandirian dan sedikit kebebasan, tidak mau diperlakukan seperti anak-anak, misalnya hanya diberi ceramah oleh orang tentang anjuran dan larangan. Orang dewasa lebih memilih dibawa pada situasi belajar yang memperlakukan dirinya dengan penuh penghargaan, memperhatikan pengalaman kerja bahkan pengalaman hidupnya. Dengan demikian orang dewasa akan melakukan proses pembelajaran dengan pelibatan dirinya secara lebih mendalam. Oleh sebab itu perlu diketahui cara-cara yang efektif untuk pembelajaran orang dewasa.

Bila Anda berprofesi sebagai fasilitator, ada beberapa permasalahan orang dewasa belajar yang harus diketahui Anda sikapi. Yang pertama adalah harapan, orang dewasa akan lebih siap mempelajari sesuatu yang bermanfaat bagi masa depan mereka. Bila ada manfaat pada masa depan dan kariernya baru akan memacu semangat belajar mereka. Kedua adalah latar belakang keluarga dan sosial. Sangat jelas bahwa faktor keluarga yang harmonis dan menempatkan sendi-sendi belajar yang tepat serta lingkungan sosial yang mendukung dapat mempengaruhi keinginan dan kebutuhan orang dewasa belajar. Demikian pula sebaliknya. Ketiga adalah faktor daya ingat, penglihatan, pendengaran, dll yang sudah menurun dijadikan sebagai pertimbangan dalam merencanakan program pembelajaran secara keseluruhan mulai dari setting tempat, materi, metode, jadual, dan seterusnya.

 

YANG PERLU DIPERHATIKAN

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan olah fasilitator untuk memperlancar proses pembelajaran orang dewasa yang ujung-ujungnya dapat secara efektif mencapai tujuan pembelajaran.

  1. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif

Menciptakan lingkungan belajar yang positif dengan mendesain pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat melalui penggunaan berbagai metode dan teknik pembelajaran. Lingkungan pembelajaran meliputi lingkungan belajar belajar fisik dan non fisik. Lingkungan belajar fisik seperti gedung, ruang kelas, taman, dsb. Sedangkan lingkungan belajar non fisik termasuk interaksi antar fasilitator dengan pembelajar, interaksi antar individu sesama pembelajar, dan antar individu pembelajar dengan penyelenggara pembelajaran.

  1. Prinsip-prinsip Belajar Orang Dewasa yang Efektif

Prinsip-prinsip belajar orang dewasa yang efektif perlu dipahami oleh fasilitator dan penyelenggara pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dan efektif. Beberapa prinsip dimaksud adalah:

  1. Menciptakan lingkungan positif;
  2. Menjaga minat belajar;
  3. Menciptakan interaksi sosial;
  4. Adanya rasa hormat;
  5. Harga diri;
  6. Penyampaian tujuan pembelajaran yang jelas;
  7. Penguasaan fasilitator terhadap tujuan pembelajaran;
  8. Keterkaitan materi pembelajaran dengan pengalaman kerja dan hidupnya;
  9. Program pembelajaran yang terpusat;
  10. Penerapan hasil belajar di tempat kerja;
  11. Refleksi proses dan hasil belajar.
  12. Mengenal Gaya Belajar

Mengenal gaya belajar tujuannya untuk mengembangkan keahlian presentasi yang kreatif disesuaikan dengan gaya belajar si pembelajar yang bermacam-macam dan berbeda. Fasilitator diharapkan dapat menciptakan iklim belajar yang bersemangant dan kreatif, membangum dan membina hubungan dengan pembelajar, dapat mengembangkan  strategi fasilitasi, dan memahami kunci keberhasilan merencanakan sesi pembelajaran yang efektif.

  1. Mengembangkan Kerangka Belajar

Pendekatan yang digunakan dalam mengembangkan kerangkan belajar adalah dengan pendekatan pencapaian pengetahuan dan ketrampilan pada kompetensi tingkat tertentu. Semakin mengarah pada penguasaan optimal kompetensi bawah sadar menjadi semakin mantap kompetensinya.

  1. Menggunakan Strategi Pembelajaran yang Bervariasi

Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan katika merencanakan penyajian pelatihan meliputi analisis kebutuhan pelatihan, merumuskan hasil belajar yang diharapkan, mengidentifikasi metode penyajian yang tepat, memilih lokasi pelatihan yang tepat, dan menyiapakan sumber daya pelatihan yang cocok.

  1. Membuat Presentasi yang Menyenangkan

Menumbuhkan kesenangan pada presentasi yaitu dengan menggunakan pendekatan bahwa proses pembelajaran dianalogikan dengan proses entertainment, sehingga menumbuhkan daya tarik yang positif dari pembelajar. Dalam hal ini suasana ruang pembelajaran yang digunakan didesain sedemikian rupa sehingga lingkungan belajar dapat menumbuhkan minat belajar. Menggunakan teknik presentasi yang manarik, menciptakan suasana yang gembira dan tidak menegangkan. Variasi suasana untuk menciptakan suasana gembira dapat didesain di awal pembelajaran, di tengah-tengah proses, atau di akhir proses secara proporsional dan tidak berlebihan.

  1. Kersasama Tim

Proses pembelajaran yang efektif ditentukan pula dengan adanya kerjasama tim antara penyelenggara, fasilitator dan peserta. Peserta pembelajaran dilatih dengan berbagai teknik membangun tim dan dibiasakan bekerja dalam tim selama proses pembelajaran yang diikuti. Hal ini dilakukan dengan harapan benar-benar terbiasa dengan proses kerjasama tim dan merasakan manfaatnya, sehingga setelah kembali ke tempat tugas dapat membangun kerjasama tim yang efektif.

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Bagi Anda yang menjadi fasilitator pada pembelajaran orang-orang dewasa entah sebagai widyaiswara, dosen, instruktur, dll, penulis berharap tulisan ini ada manfaatnya. Dari penjelasan tentang pemilihan dan penerapan metode pembelajaran untuk orang dewasa belajar di atas dapat disimpulkan dan disarankan hal-hal sebagai berikut:

  1. Persiapan yang matang, meliputi bahan ajar yang dinamis dan kreatif sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, penetapan lokasi dan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan, setting ruang belajar yang tepat sesuai kebutuhan pelatihan, penyiapan alat bantu pembelajaran dan menggunakannya secara optimal, merancang jadwal kegiatan pembelajaran yang realistis.
  2. Kemampuan fasilitator melakukan presentasi dengan menggunakan teknik-teknik presentasi yang tepat untuk orang dewasa dengan penciptaan suasana pembelajaran yang menarik, kratif dan proporsional serta sejauh mungkin relevan dengan materi pembelajaran dan menumbuhkan pembelajaran yang menggembirakan.
  3. Koordinasi yang efektif antara fasilitator dengan penyelenggara pelatihan sebagai tim yang kreatif dan dinamis dengan persepsi yang sama tentang tujuan pembelajaran.
  4. Proses evaluasi hasil pembelajaran dengan melakukan refleksi di akhir pembelajaran.
  5. Kaji ulang seluruh proses pembelajaran sebagai umpan balik untuk pengembangan pembelajaran berikutnya.

 

Penulis : Tutik Purwaningsih

Sumber : http://bpsdm.jatimprov.go.id/article/6/orang-dewasa-belajar-tutik-purwaningsih-