(0362) 3301891
bkpsdm@bulelengkab.go.id
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

TANTANGAN ASN PADA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Admin bkpsdm | 12 Juni 2019 | 3418 kali

Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Harya Wibisana menyatakan statement menarik bahwa 65% pekerjaan saat ini akan hilang 10 tahun mendatang. Pernyataan tersebut disampaikan pada Musyawarah Nasional Ikatan Auditor Kepegawaian Republik Indonesia awal bulan juli 2018. Tranformasi pekerjaan berbasis kertas (paper base) menjadi less paper dan kemudian menjadi paper less di BKN merupakan keberhasilan selama beliau memimpin BKN. Sebagian besar urusan pekerjaan di BKN saat ini telah berbasis teknologi informasi sehingga tingkat kinerja menjadi efisien dan efektif. Pernyataan yang beliau sampaikan pasti memiliki dasar, telah mengalami, akan terjadi, dan bagi kita (PNS) merupakan early warning agar bersiap menghadapi 10 tahun mendatang itu. Penulis menilai bahwa beliau merupakan salah satu pimpinan yang visioner, telah memikirkan kondisi dan kemungkinan mendatang. 

 

Realita pemanfaatan teknologi yang merubah  tata nilai kehidupan

Coba kita sedikit menengok berbagai fakta terkait dengan pemanfaatan teknologi yang benar-benar mampu merubah pola kehidupan masyarakat yang lebih efisien. Penulis akan memberikan gambaran, antara lain:

 

  1. Tutupnya beberapa gerai ritail yang memiliki skala usaha yang cukup besar yang diakibatkan (salah satunya adalah) pergeseran minat masyarakat untuk berbelanja online. 
  2. Persaingan antara taksi konvensional (dengan menggunakan argo) dengan moda angkutan berbasis online (taksi online dan ojeg online), akankah taksi konvensional akan bertahan dengan bisnis ini? Pengelola moda online tidak membutuhkan banyak penambahan modal untuk ekspansi usaha.  Bahkan diversifikasi moda dengan menggunakan online menyediakan layanan pengiriman makanan sampai depan pintu rumah, hebat bukan!. 
  3. Kecenderungan penggunaan literature berbasis online pada pendidikan, fenomena penerbit konvensional yang menerbitkan buku dalam bentuk cetakkan dikertas melawan ebook. 
  4. Kecenderungan penggunaan kartu debet, kartu kredit dan mesin ATM, aplikasi layanan perbankkan berbasis internet dan aplikasi digawai dan masih banyak lagi.

Contoh tersebut diatas merupakan sebagian bagian yang sangat kecil dari menggunaan jaringan komputer/jaringan internet.

 

 

4.0 Industrial Revolution (Revolusi Industri  4.0)

Fenomena yang telah dipaparkan diatas lambat laun pasti akan lebih kencang lagi prosesnya, kehadiran teknologi informasi menggantikan beberapa fungsi rangkaian kehidupan, dalam kehidupan  teknologi informasi telah dimanfaatkan secara universal oleh siapapun, dimanapun berada, tidak ada batas usia, tidak mengenal jabatan dan seterusnya. Secara alamiah manusia membutuhkan alat yang mendukung kenyamanan bagi berbagai aktifitas kehidupannya. 

 

Teknologi Informasi adalah indikator dari kebangkitan Revolusi Industri ke 4 (4rd Industrial Revolution) ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi yang dimanfaatkan secara masif oleh yang masyarakat. Internet of Thing demikian disebutkan dalam berbagai literature yang berkaitan Revolusi Industri ke 4. Manusia bahkan akan hidup dalam ketidakpastian (uncertainty) global, terjadi disruption (gangguan), penjungkirbalikan pada semua tata kehidupan manusia, tidak ada batas-batas yang jelas tentang berbagai hal, sebagai contoh batas negara menjadi kabur karena arus transaksi perdagangan berbasis online, informasi masuk tak terbendung dari semua penjuru dunia, kontak fisik dan interaksi masyarakat diwakili dengan berbagai aplikasi sosial media. 

 

Hal tersebut diatas juga mulai menggejala pada organisasi korporasi dan pemerintahan, sebagai contoh transaksi elektronik (maski tidak menggunakan bukti legal misal tandatangan dan stempel) sudah menjadi bukti transaksi yang lazim dan sah. Pada Organisasi Publik / Pemerintah misalnya mulai digunakannya berkas elektronik untuk proses Kenaikkan Pangkat Regular dengan menggunakan istilah lesspaper (sedikit kertas) dan akan terus menjadi paperless (tanpa kertas), contoh lain pengajuan dan pembayaran pajak dengan menggunakan e-filling sehingga wajib pajak tidak perlu berjubel dikantor pajak. 

 

Revolusi Industri 4.0 peluang atau ancaman?

Kemajuan teknologi yang merupakan penggerak Revolusi Industri 4.0, dimana kemajuan teknologi tersebut diwakili keberadaan teknologi informasi yang diwujudkan dalam berbagai fasilitas aplikasi, penggunaan jaringan internet dan atomatisasi peralatan mekatronika lainnya tetap meninggalkan permasalahan yang merupakan tantangan dimasa mendatang. Wolter mengidentifikasi tantangan sebagai berikut:

 

  1. Masalah keamanan teknologi informasi 
  2. Keandalan dan stabilitas mesin produksi 
  3. Kurangnya keterampilan yang memadai
  4. Keengganan untuk berubah oleh para pemangku kepentingan
  5. Hilangnya banyak pekerjaan karena berubah menjadi otomatisasi

Suatu realita yang tidak dapat dipungkiri bahwa otomatisasi akan menghilangkan banyak pekerjaan, bila dikaitkan dengan kontek statemen yang ’65 % pekerjaan saat ini akan hilang 10 tahun mendatang’, maka dampak ini  yang saat ini menjadi bahan renungan bersama.

 

Irianto (2017) menyebutkan bahwa tahun 2020 struktur kerja berubah menjadi 1) pemecahan masalah yang kompleks 2) berpikir kritis 3) kreativitas 4) manajemen orang 5) kerjasama dengan orang lain 6) kecerdasan emosional 7) penilaian dan pengambilan keputusan  8) orientasi layanan; 9) negosiasi  dan 10 fleksibilitas kognitif.

 

Bagaimana PNS mempersiapkan diri memasuki Revolusi Industri 4.0

Apakah kita (PNS) siap menghadapi kemungkinan 10 tahun mendatang?, hal ini tidak cukup  hanya direnungkan tetapi yang dipikirkan sekarang harus mulai direncanakan dan dikerjakan mulai sekarang, karena waktu tidak akan kompromi dan akan melaju terus. Berikut beberapa hal yang sekiranya dapat dikerjakan, antara lain;

 

  1. Memanfaatkan teknologi saat ini untuk mempelajari berbagai hal dalam rangka mengantisipasi kemungkinan dimasa mendatang. Saat ini terdapat kecenderungan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dilingkungan masyarakat (tidak terkecuali PNS) masih sebatas mengikuti trend kehidupan sosial sebatas informasi dijadikan untuk memenuhi rasa ingin tahu dan bahkan sekedar menumpuk sampah informasi (yang seharusnya tidak penting tetap diakses). Penggunaan teknologi informasi belum pada tataran untuk kepentingan peningkatan kapasitas. Teknologi Informasi yang diwujudkan dalam jejaring internet dapat diibaratkan perpustakaan yang tiada batas sehingga pengetahuan apapun bisa kita peroleh.
  2. Memperluas jejaring (network) dengan berbagai pihak, kungkungan bekerja di tempat kerja tidak akan membatasi pengembangan jejaring pertemanan yang dapat memotivasi, dan memberikan kesempatan untuk meraih kesempatan yang lain. 
  3. Membangun kepercayaan dan memberikan pelayanan yang terbaik, maskipun informasi dapat memberikan kepastian terhadap pelayanan tetapi saat dihadapkan pada hal-hal tertentu masih diperlukan kontak fisik/bertatap muka untuk  dalam hal ini harus mampu  membangun kepercayaan sehingga  pelanggan menjadi lebih loyal dan citra organisasi terangkat.
  4. Bekerja tidak hanya untuk hari ini, pada saat diberikan kepercayaan untuk melaksanakan tugas maka tugas tersebut harus dikerjakan tidak hanya dengan baik tetapi harus harus lebih baik dari yang dikerjakan sebelumnya. 
  5. Belajar jangan berhenti dihari ini, bila mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat untuk bekerja di hari ini maka hari esok harus mendapatkan informasi untuk merencanakan kehidupan dimasa mendatang.

 

"65% Pekerjaan Hari ini akan Hilang 10 tahun mendatang" merupakan hal yang nyata dan pasti akan terjadi, maka bersiap hari mulai sekarang akan membantu memperkecil resiko terimbas karenanya. 

 

 

 

Ditulis Oleh: Eko Boedijanto

Auditor Kepegawaian Muda Kanreg I BKN Yogyakarta

SUMBER : http://kanreg1bkn.id/bknone/artikel-24-tantangan-asn-pada-revolusi-industri-40.html