(0362) 3301891
bkpsdm@bulelengkab.go.id
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

INDUSTRI GARAM PIRAMID SEBAGAI DESTINASI WISATA BARU DI BULELENG

Admin bkpsdm | 08 Oktober 2018 | 2565 kali

                                                                                 PENDAHULUAN

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan. (Karyono, 1997:15).

Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata sebagai salah satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang. Melalui industri ini diharapkan pemasukan devisa dapat bertambah (Pendit, 2002).

Sebagaimana diketahui bahwa sektor pariwisata di Indonesia masih menduduki peranan yang sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional sekaligus merupakan salah satu faktor yang sangat strategis untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan devisa Negara. Pariwisata lebih populer dan banyak dipergunakan dibanding dengan terjemahan yang seharusnya dari istilah tourism, yaitu turisme. Terjemahan yang seharusnya dari tourism adalah wisata.

Dalam rangka menunjang pembangunan nasional dan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, sebagai Daerah Otonom Kabupaten Buleleng berupaya memaksimalkan semua potensi yang dimiliki, baik potensi sumber daya alam mau pun sumber daya manusia.

Kabupaten Buleleng yang terletak di bagian utara Pulau Bali memiliki keragaman obyek wisata, mulai dari hutan alam yang tersebar dari Taman Nasional Bali Barat sampai Taman Laut di Desa Les Tejakula. Saat ini dikembangkan pula wisata spiritual dan wisata sejarah.

Berbagai upaya sedang dikerjakan oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng  untuk mempromosikan destinasi wisata yang ada di wilayah Kabupaten Buleleng. Upaya tersebut diantaranya dengan menyelenggarakan festival yang rutin dilaksanakan setiap tahun, (Buleleng memiliki 15 festival, enam dari festival tersebut dilaksanakan di tingkat kabupaten dan sembilan di tingkat kecamatan), kerjasama dengan media, ikut event promosi nasional dan internasional, kerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata lintas provinsi untuk promosi budaya. Upaya lainnya adalah pengembangan desa wisata, sebelumnya Buleleng hanya memiliki tujuh desa wisata, saat ini menjadi 31 desa wisata. Pengembangan destinasi wisata yang saat ini sedang digarap adalah dengan memaksimalkan potensi sumber daya alam yang dimiliki Buleleng. Salah satunya adalah pengembangan Garam Piramid. Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng berupaya mengembangkan Garam Piramid sebagai oleh-oleh khas Buleleng. Garam ini diunggulkan sebagai produk khas Buleleng karena memiliki keistimewaan dan di dunia hanya ada di Buleleng.

                                 INDUSTRI GARAM PIRAMID SEBAGAI DESTINASI WISATA BARU DI BULELENG

Pengembangan sumber daya alam di Kabupaten Buleleng sebagai destinasi wisata terus dilakukan. Salah satu sumber daya alam yang sedang dikerjakan saat ini adalah industri garam piramid yang terletak di Kecamatan Tejakula, wilayah Buleleng bagian timur. Garam piramid diharapkan menjadi destinasi wisata baru di Buleleng.

Dinas Pariwisata sedang mengembangkan Garam piramid sebagai oleh-oleh khas Buleleng. Garam ini istimewa karena di dunia hanya ada di Buleleng. Garam piramid merupakan garam yang dibuat tanpa cetakan. Garam jenis ini dibuat dengan cara melarutkan garam palungan yang sudah jadi dengan air tawar. Larutan garam tersebut kemudian dimasukkan ke dalam green house atau rumah kaca untuk proses pengeringan. Jika cuaca cerah, dalam rentang 2 sampai 3 hari garam piramid sudah bisa di panen. Garam piramid memiliki 17 macam rasa yang dikembangkan Dinas Pariwisata bersama dengan petani garam di Buleleng. Cara pembuatannya dengan mencampur larutan garam dengan ekstrak rasa yang diinginkan sebelum dibawa ke rumah kaca. Varian rasa yang sudah dikembangkan diantaranya rasa arang, stroberi, Bungan kenanga, merica, cabai, daun sereh, jahe, dan lain sebagainya.

Proses pembuatan garam palungan di Desa Tejakula, Kecamatan Tejakula, kini dikemas menjadi atraksi wisata. Meski terlihat sederhana dan rutinitas belaka, namun hal itu cukup menarik minat wisatawan mancanegara. Terutama dari wilayah Asia Pasifik dan Amerika. Sebagian masyarakat di Desa Tejakula memang menggeluti profesi sebagai perajin garam palungan. Garam ini diklaim memiliki kualitas yang lebih baik, ketimbang garam yang dibuat pada petak tambak garam biasa. Harganya pun lebih mahal ketimbang garam biasa. Proses pembuatan garam dengan palungan alias potongan kayu kelapa, juga dikenal unik. Proses ini merupakan warisan turun temurun dari para leluhur. Pembuatan garam ini pun sempat diusulkan sebagai warisan budaya dunia, melalui Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).

Pembuatan garam palungan menjadi atraksi yang menarik bagi wisatawan. Beberapa wisatawan mancanegara khusus berkunjung ke sentara pembuatan garam piramid ini, untuk menyaksikan dan ingin terlibat langsung dalam proses pembuatannya. Potensi itu bisa dimanfaatkan oleh petani garam setempat untuk peningkatan produk. Selain itu dampak pariwisata juga diharapkan dapat memberikan pendapatan tambahan bagi para petani garam. Semakin lama proses pembuatan garam ini akan jadi sebuah atraksi yang menarik dan langka. Saat ini wisatawan dari Australia, Kanada, dan Amerika Serikat juga tertarik untuk berkunjung kesana. Selain membuat garam biasa, Dinas Pariwisata juga berencana mendorong petani garam setempat membuat sebuah green house. Sehingga petani bisa menghasilkan garam piramida yang memiliki nilai jual lebih mahal.  

                                                                                       PENUTUP

  1. Simpulan

Dari  makalah diatas dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

  1. Industri garam piramid merupakan destinasi wisata baru di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng
  2. Proses pembuatan garam piramid menjadi daya tarik yang unik dan langka bagi wisatawan karena tidak terdapat di daerah lain selain Buleleng
  3. Saran
  4. Perlu segera dilakukan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana penunjang fasilitas umum, seperti toilet.
  5. Mensosialisasikan dan melakukan promosi wisata garam pyramid secara intens dan kontinu agar lebih dikenal masyarakat dan wisatawan mancanegara
  6. Perlu dilakukan pembinaan secara berkesinambungan terhadap petani garam, khususnya petani garam pyramid, agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas garam piramid tersebut.